Opini Terbaru 2020 - Kamu Boleh Bilang Tidak

Kamu Boleh Bilang Tidak

Mengapa dari dulu aku tidak pernah bisa berkata tidak, kepada setiap  permintaan orang tedekat, ajakan temen,  bahkan segala sesuatu yg tidak aku senangi,  rasanya sulit sekali untuk menolak.

Padahal aku tak selalu bahagia melakukan itu, terkadang melakukannya tepaksa, berat.. tapi tak bisa menolaknya ,menjaga perasaan orang lain lebih penting daripada menjaga perasaanku sendiri. Lama kelamaan aku bepikir apakah jahat berkata tidak kepada sesuatu yg tidak aku senangi?

Kadang aku bingung kepada mereka yg bisa berkata tidak tanpa memikirkan perasaan seseorang yg ia tolak. Bagaimana mungkin mereka bisa melakukannya? Apakah mereka tak punya perasaan? Awalnya aku sempat berpikir seperti itu. Namun faktanya mereka masih giat berbuat  baik, selalu berusaha membuka ruang kepada orang lain, bisa menjadi teman bagi siapapun, Kurasa mereka tidak seperti yang aku sangkakan. Mereka punya perasaan mereka tak egois, tapi mereka sedang belajar untuk menghargai perasaan mereka sendiri dan sekaligus membiasakan orang lain untuk menerima keputusan yg tidak sesuai dengan harapan.

Lama – lama aku sadar kepada mereka yg berani  berkata tidak, mereka berani karena mereka bertanggung jawab kepada dirinya, waktu, perasaan, kewajiban, dan peranan yg dimilikinya. Mereka focus pada tujuan, prioritas, dan kuat pada pendirian,  hingga ajakan – ajakan yg tidak berkontribusi pada hal-hal tersebut ditinggalkan. Seperti pelukis  yg sedang menggambar, baginya seseorang yg sedang bernyanyi tidak begitu menarik. Begitu pula dengan penyanyi yg akan tampil  diatas panggung, hasil gambar pelukis yg bagus tak akan membuatnya urung tampil untuk bernyanyi. 

Sekarang bagaimana denganku? Jangan-jangan aku tak bisa menolak/berkata tidak karena tak punya tujuan, tak bisa mengatur prioritas, dan labil karena tak bisa teguh dengan pendirian.

Berkata tidak itu tidak haram, berkata tidak diperbolehkan, memiliki tujuan, prioritas,  dan pendirian adalah sebuah keharusan.