Isi Kepala

dhnherlangga
1 minute read
2

Aku sedang merebahkan diri ketika sebuah tangis tiba-tiba terdengar dalam jarak yang dekat. Anehnya aku tidak merinding, padahal aku sedang sendirian. Lamat-lamat kudengar suaranya semakin jelas. Aku pun mencoba menyimak kalimat yang diutarakan. 

“Kalo kamu terus ngga ngerasa cukup, aku harus gimana lagi? Aku sudah berusaha semaksimalku. Aku selalu coba lakuin yang terbaik. Kalo kamu juga terus-terusan membuatku merasa gagal, terus siapa yang sayang sama aku? Harusnya kamu. Harusnya kamu satu-satunya yang akan selalu percaya padaku. Harusnya kamu satu-satunya yang sayang sama aku tanpa syarat apa pun”

Setelah kalimatnya terhenti. Aku mendengar isaknya. Menit ke menit ku coba cari sumber suara. Ternyata suara itu berasal dari kepala ku sendiri.