Kamu Orangnya

dhnherlangga
1 minute read
0

 


Di suatu senja yang dilukis dengan warna-warna hangat, laki-laki itu berdiri di tepi pantai, memandangi cakrawala yang membenamkan matahari. Dalam kedalaman hatinya, ia berbisik kepada semesta dengan kata-kata lembut, "Semesta, ubahlah perasaannya menjadi menyayangiku."

Angin yang tenang dari arah laut membawa aroma asin yang merayu, seakan menjadi saksi bisu akan rahasia yang berkembang. Laki-laki itu merenung sejenak, membiarkan gelombang ombak menyampaikan pesan perasaannya pada semesta yang luas.

Di bawah cahaya senja yang melukis langit dengan nuansa oren dan merah, laki-laki itu melanjutkan, "Di antara gemintang yang bersinar, hanya kamu yang dapat mengubah gelapnya malam dalam diri ini. Semesta, izinkan perasaanku tumbuh seperti bunga yang merekah di musim semi. Ubahlah perasaannya menjadi menyayangiku, sebagaimana aku menyayanginya."

Dalam keheningan pantai yang tenggelam dalam kesunyian, suara ombak datang menjadi teman dalam suasana sore yang mempesona. Bulan timbul dengan keanggunan, menciptakan aura romantis di sekelilingnya. Laki-laki itu memandang langit dengan mata penuh harap, merasakan vibrasi lembut semesta yang mulai terlibat dalam kisahnya.

Bintang-bintang mulai bersinar lebih terang, membentuk pola yang indah di malam yang sejuk. Perubahan itu menciptakan harmoni antara hati sang lelaki dan keindahan alam semesta, membawa perasaan menjadi sepenuhnya menyayangi, seiring dengan perasaan yang semakin mengalun dalam dada.

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)