Di suatu senja yang
dilukis dengan warna-warna hangat, laki-laki itu berdiri di tepi pantai,
memandangi cakrawala yang membenamkan matahari. Dalam kedalaman hatinya, ia berbisik
kepada semesta dengan kata-kata lembut, "Semesta, ubahlah perasaannya
menjadi menyayangiku."
Angin yang tenang dari
arah laut membawa aroma asin yang merayu, seakan menjadi saksi bisu akan
rahasia yang berkembang. Laki-laki itu merenung sejenak, membiarkan gelombang
ombak menyampaikan pesan perasaannya pada semesta yang luas.
Di bawah cahaya senja
yang melukis langit dengan nuansa oren dan merah, laki-laki itu melanjutkan,
"Di antara gemintang yang bersinar, hanya kamu yang dapat mengubah gelapnya
malam dalam diri ini. Semesta, izinkan perasaanku tumbuh seperti bunga yang
merekah di musim semi. Ubahlah perasaannya menjadi menyayangiku, sebagaimana
aku menyayanginya."
Dalam keheningan pantai
yang tenggelam dalam kesunyian, suara ombak datang menjadi teman dalam suasana
sore yang mempesona. Bulan timbul dengan keanggunan, menciptakan aura romantis
di sekelilingnya. Laki-laki itu memandang langit dengan mata penuh harap, merasakan
vibrasi lembut semesta yang mulai terlibat dalam kisahnya.
Bintang-bintang mulai bersinar lebih terang, membentuk pola yang indah di malam yang sejuk. Perubahan itu menciptakan harmoni antara hati sang lelaki dan keindahan alam semesta, membawa perasaan menjadi sepenuhnya menyayangi, seiring dengan perasaan yang semakin mengalun dalam dada.