Rumahku yang Kecil

dhnherlangga
0


 

Rumahku yang kecil.

Aku tinggal di rumah kecil nan sederhana. Setiap hari disapu dua kali, terkadang tiga kali,karena kerupuk sering jatuh mengotori lantai bersih sapuan mama. Televisi di rumahku selalu menyala, karena tak ada lagi hiburan yang kami punya. Di depannya, kami tidur-tiduran, bersantai dan saling mengetawai satu sama lainnya. Semua dibalut kesederhanaan, dan cinta yang murni adanya.

Aku tinggal di rumah kecil nan sederhana. Rumah yang sepi nan hening ketika jam 2 siang, karena kami sibuk pura-pura untuk tidur dengan telentang. Bapak akan mengecek kamar kami satu persatu, dan kami akan berusaha untuk tetap membantu. Jangan sampai Bapak marah, begitu bisik kami siang itu.

Aku tinggal di rumah kecil nan sederhana. Yang kipasnya hanya dua, dan kamar mandi yang satu pintunya tak bisa terbuka. Tapi makanan di meja selalu tersedia, dan kami selalu berebutan mengambilnya. Walau hanya kerupuk, atau tepung yang digoreng tidak sengaja.

Aku tinggal di rumah kecil nan sederhana, walau setiap malam harus tidur berdempetan, tapi hangatnya mengalahkan beribu selimutan. Tidak apa jika kita hanya sarapan cireng yang minyaknya kebanyakan, karena, walaupun kecil nan sederhana,

Aku menyayanginya, dan ingin tinggal di sana, selamanya.

Post a Comment

0Comments
Post a Comment (0)