Terkadang yang (membunuh) Mimpi Anak-Anak
adalah Orang Tua nya Sendiri
Toxic
parents itu nyata, mungkin kalian sadar atau malah ga sadar, orang tua
seringkali menyakiti anaknya dengan kata-kata atau fisiknya. Dimulai dari membanding-bandingkan
sang anak dengan anak lainnya saja, sudah pasti menyakitkan. Belum lagi, kalau
orang tua berharap lebih hingga memaksa anak untuk mengikuti kehendaknya. Jurus
yang biasa digunakan orang tua “Kami lebih tahu dari kamu”.
Para
orang tua yang masih percaya bahwa bekerja di kantor negeri atau swasta dan
mendapatkan gaji tetap adalah pilihan yang terbaik, mungkin masih tidak bisa
menerima kalau kerja lepas zaman sekarang sangay lebih menjanjikan daripada di
zaman mereka dulu. Kerja lepas zaman dulu identic dengan kerja serabutan, apa
saja dikerjakan, tapi penghasilannya begitu-begitu saja tidak bisa jadi
andalan. Dan bekerja di rumah pun masih dianggap “belum kerja” bagi sebagian
orang.
Yang
lebih menyakitkan, komentarnya bukan dari lingkungan luar tapi justru dari
lingkungan dalam. Terkadang yang membunuh mimpi anak-anak adalah orang tua nya
sendiri. Mereka lupa anaknya juga punya kehidupan masing-masing.
Mereka
juga menggunakan pengalaman hidup sebagai ajang untuk menghakimi yang lebih
muda. Padalah zaman berkembang… peperangan yang kita alami tentu berbeda dengan
orang tua dulu. Sayangnya, banyak orang tua yang menutup mata akan hal ini.