Kenapa harus kami ?
Hari ini aku memutuskan untuk pergi
Menyepi separuh
waktu dari rumitnya hidup ini
Banyak pertanyaan di
kepala yang jawabnya belum kudapati
Masalah demi masalah
terus menghampiri
Tapi kenapa harus
menyelesaikan dengan amarah
Dan kenapa tidak ada
yang mengalah ?
Teriakan, makian ,
sampai panci melayang jadi makanan sehari – hari
Entah apa yang
dipikirkan mereka sampai semuanya itu bisa terjadi
Yang katanya dewasa , kenapa terus berulang
berkali – kali
KENAPA ?
KENAPA ?
KENAPA ?
Iya, inilah keluarga
saya beda jauh dengan keluargamu
Keluarga saya tidak
seharmonis keluargamu
Keluarga saya berubah menjadi dua kutub yang
berlawanan
Entah apa yang
dipikirkan orang – orang tentang saya
Mungkin mereka
berpikir saya anak nakal , pergaulan tak ada batasan, dan hal hal negatif
lainya
Mereka menilainya
begitu, tanpa tahu apa yang sedang kami rasakan
Mereka tak pernah
mengerti dan mereka tak pernah tahu bahwa kami berjuang mati – matian untuk
terlihat baik – baik saja
Tak pernah tahu bagaimana berjuang dengan kelurga yang tak
utuh, dan semua itu gamudah
Pahit memang melihat
mereka terus bertengkar
Melihat mereka
menyakiti satu sama lain
Melemparkan kata –
kata yang tidak seharuanya kami dengar
Sampai pada akhirnya
mereka memilih jalan hidup masing – masing
Ya Sebuah perceraian
Setelah itu mereka
memberikan kejutan dengan sebuah pertanyaan
Nak kamu mau tinggal
dengan siapa ? Mamah atau Bapak ?
Kejutan yang luar
biasa, pertanyaan yang membuat jantungku
seakan berhenti berdetak
Ada apa ini ? Kami
tidak tahu apa – apa
Saya terima dengan
lapang dada
Tapi kenapa orang –
orang menilai kami begitu buruk seakan kami telah membuat kejahatan begitu
besar
Dan seakan akan
kalau kami berbuat nakal menjadi hal yang wajar
Padahal banyak juga anak yang nakal tumbuh dari keluarga
yang harmonis
Nakal ya nakal ga
harus di banding banding kan dengan latar belakang keluarga
Yang jelas kami juga
ingin memiliki keluarga yang harmonis
Mamah , bapak dan
Kami ada dalam satu atap yang sama.