Kalian percaya gak dengan situasi “gak ada pilihan lain selain..?” saya nggak. Setelah keluar dari rahim ibu kita (kecuali kalian menetas dari kinderjoy wkwk), kita selalu punya pilihan.
Memilih antara yang baik dan
kurang baik, yang maslahat atau mudharat, yang mudah atau yang sulit, atau yang
lainnya.
Dan manusia juga dibedakan
dari pilihan yang mereka ambil, serta sejauh apa mereka bisa mengadakan atau
meniadakan pilihan-pilihan itu sendiri.
Saya pun berkali-kali
menjumpai titik buntu, tapi ternyata buntu itu hanya ilusi, saya selalu punya pilihan,
semua selalu punya pilihan. Contoh, berurusan sama orang yang nggak kita suka? Kita
punya pilihan untuk selalu berbuat baik walau dalam hati ingin rasanya dilempar
jauh-jauh. Punya saudara toxic? Kita punya pilihan untuk mengambil sikap walaupun takut merusak
hubungan keluarga. Sedangkan ekonomi? Banyak cara halal, tapi banyak juga yang
terjerumus karena merasa “tidak ada pilihan”
Ngomong si gampang Dim coba
kamu dihadapkan dalam situasinya..” Iya juga si ya? Tapi semkain kesini saya
sadar, ternyata kuncinya adalah apa hal jangka panjang yang ingin kita kejar, itu yang akan memunculkan pilihan-pilihan kita. Proses, sayapun banyak pilihan
yang saya sesalkan karena lalai dalam projecting jangka panjangnya.
Dan ketika sudah paham
demikian, surroundings kita seperti bekerja untuk menghadirkan pilihan-pilihan
buat kita. Menghindari kita dari kebuntuan, seperti akhir-akhir ini, banyak
pilihan yang saya ambil bukan karena ingin cari mudah sesaat. Ada beberapa
pilihan yang lebih sulit untuk saya ambil, yang saya pun tidak menjamin bisa sanggup,
tapi karena tujuan long term saya adalah berkembang, akhirnya saya memilih
pilihan tersebut.
Jadi kesimpulannya, ada berapa
kata “pilihan diatas?” wkwkwk
.. dan dari perkataan saya
tentang “apa yang kita cari untuk jangka panjang” adalah apa yang dituturkan
oleh Buya Hamka.
“Kita memang hanya akan
dipertemukan dengan apa-apa yang kita cari”
Kalau kita cari kebaikan, kita
akan menemukan pilihan baik sekalipun diantara pilihan buruk.
Tapi kalau yang dicari
sebaliknya, sebanayak apapun pilihan baik dihadapan kita, kita akan memilih
yang buruk.
Sama hal nya dengan rezeki,
kalau kita cari hanya sebatas kuantitas, seribu cara menujunya. Tapi kalau yang
kita cari adalah berkahnya sekalipun tidak lebih ringan atau menyenangkan, kita
akan tetap menempuh pilihan tersebut.
Jodohpun demikian. Jika yang
kita cari rupa, reputasi, materi, bertebaran pilihan. Jika yang kita cari
karakter terbaik, mungkin tidak semudah rupa, materi dan reputasi yang kasat
mata- tapi jika mencari karakter terbaik (sesuai kebutuhan kita) kita akan
disanggupkan untuk bersabar dan bijaksana dalam memilih (ataupun menanti).
Akhirnya di usia saat ini saya
benar-benar merasakan bahwa “hidup adalah akumulasi dari piliha –pilihan yang
kita ambil”.
Sekian
Semoga bermanfaat.